Breaking News

Teori Eklektik

Teori Eklektik

a.       Pengertian Teori Eklektik
Teori eklektik juga dikenal sebagai konseling integratif. Hal ini tentu saja disebabkan karena orientasi teori eklektik adalah penggabungan teori – teori konseling dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pada masing – masing teori – teori tersebut.
Menurut Latipun (2001), teori eklektik adalah suatu teori yang berusaha menyelidiki berbagai system metode dan teori dengan tujuan untuk memahami dan menerapkannya dalam situasi konseling.
b.      Sejarah Teori eklektik
Teori Eklektik untuk pertama kalinya diperkenlkan oleh F.C. Thorne pada tahun 1940-an. Ketika itu Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan menyelidiki semua metode konseling dan mengevaluasinya. Teori Eklektik terus mengalami kemajuan bahkan setelah Thorne meninggal dunia 1978. Kemajuan eklektik terlihat jelas ketika pada tahun 1970 lebih dari 50% anggota APA menggunakan teori elekti untuk menangani permasalahan kliennya (Latipun,2001). Di Indonesia sendiri, teori eklektik menjadi pilihan utama yang diterapkan oleh konselor untuk membantu klien menangani masalah.
c.       Konsep Dasar
Eklektik memandang kepribadian manusia sebagai bagian yang terintegrasi, bersifat psikologis, mengalami perubahan yang dinamis., aspek perkembangan yang dipengaruhi factor social budaya. Individu dipandang sebagai organisme yang mengalami integritas atau berada dalam perkembangan secara terus menerus.
Thorne (dikutip dari Latipun,2001) menyatakan bahwa tingkah laku manusia selau mengalami perubahan. Hal ini dinamakannya sebagai “hukum perubahan universal” di mana tingkah laku merupakan hasil dari :
·         Status organism namun tidak sstatis
·         Status situasi dalam perubahan lingkungan interpersonal
·         Situasi atau kondisi umum
d.      Peran dan Fungsi Konselor
Beberapa literature hanya menyebutkan bahwa peran dan fungsi konselor harus mengikuti peran dan fungsi konselor sesuai dengan konsep teori yang digunakannya dalam menangani kasus klien. Konselor dapat berperan secara bervariasi, seperti : konselor, psikiater,guru, kkonsultan, fasilitator, dan advisor.
e.      Tujuan Konseling
Sesuai dengan pemenuhan dasar yang ingin dicapai oleh individu, maka tujuan pendekatan eklektik adalah membantu klien mengembangkan integritasnya pada level tertinggi. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana klien dapat mengaktualisasikan diri sekaligus memperoleh integritas.
f.        Tahapan – tahapaan eklektik
Tahapan yang di bawah ini adalah model tahapan konseling sistematik yang dirancang oleh Carkhuff (dikutip dari Latipun, 2001) yang dibagi dalam enam tahapan, yaitu :
1.       Tahap eksplorasi Masalah
2.       Tahap perumusan Masalah
3.       Tahap Perncanaan
4.       Tahap Tindakan/Komitmen
5.       Tahap Penilaian dan Umpan Balik

No comments