Breaking News

POLA 17 PLUS

POLA 17 PLUS
1. Wawasan Bimbingan dan Konseling 
Pengetahuan Wawasan Bimbingan dan Konseling yang harus dimiliki oleh seorang konselor yaitu
a. Konsep Dasar bimbingan dan konseling
Dalam konsep dasar seorang konselor perlu memahami dan mendalami tentang:
1.      perubahan dan perkembangan masyarakat; 
2.      modernisasi, 
3.      era glogalisasi dan informasi, 
4.      dampak modernisasi, globalisasi dan informasi, 
5.      derajat manusia di antara sekian makhluk, 
6.      dimensi kemanusiaan (individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas), 
7.      Manusia seutuhnya, 
8.      sumber masalah,
9.      peranan pendidikan, 
10.  peranan bimbingan dan konseling, dan 
11.  peraturan perundang-undangan sistem pendidikan nasional.
b. Fungsi bimbingan dan konseling
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling ada beberapa fungsi pokok diantaranya adalah:
1.      Fungsi Pemahaman, 
2.      Fungsi Pencegahan, 
3.      Fungsi Pengentasan, 
4.      Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan.
5.      Fungsi Advokasi
c. Landasan bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa landasan diantaranya:
Landasan Filosofi, pemikiran filosofis yang menitik beratkan pada pemahaman tentang hakekat manusia.  Hakekat manusia dilihat dari beberapa dimensi memiliki empat dimensi yaitu:
1.      Dimensi keindividualan, 
2.      Dimensi kesosialan, 
3.      Dimensi kesusilaan dan 
4.      Dimensi keberagamaan. 

Bagan BK Pola 17 Plus

Selain itu hakekat manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki tujuan mengemban tugas dalam kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan beragama, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. 
Landasan Religius, menitik beratkan pada pemahaman tentang  keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta terhadap makhluk Tuhan. Upaya konselor pada landasan ini menuntut suasana dan perangkat budaya dan kemasyarakatan sesuai dengan kehidupan beragama dalam membantu dan memecahkan masalah individu. 
Landasan Psikologis, menitik beratkan pada pemahaman tentang tingkah laku klien. Upaya konselor pada landasan ini menuntut bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku perlu diubah, dikembangkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau tujuan yang akan dicapai dengan pemahaman bahwa pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran pelayanan memiliki latar belakang dan masa depan yang berbeda. 
Landasan Sosial Budaya, penyelengaraan bimbingan dan konseling harus dapat dilandasi oleh pertimbangan keanekaragaman sosial budaya dan hidup dalam masyarakat di samping akan dinamika sosial budaya menuju masyarakat lebih maju. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang beraneka pada konseli menjadi tanggung jawab konselor agar tidak disamaratakan dalam usaha membantu memecahkan persoalan klien. 
Landasan Ilmiah dan Teknologi, teknologi membicarakan tentang sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. 
Landasan Pedagogis, tujuan pendidikan dan tujuan bimbingan dan konseling memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan sehingga tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang program pendidikan secara menyeluruh.
d. Asas bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa asas diantaranya: 
·         Asas Kerahasiaan, 
·         Asas Kesukarelaan, 
·         Asas Keterbukaan, 
·         Asas Kekinian, 
·         Asas Kemandirian, 
·         Asas Kegiatan, 
·         Asas Kedinamisan, 
·         Asas Keterpaduan, 
·         Asas Kenormatifan, 
·         Asas Keahlian, 
·         Asas Alih Tangan, dan 
·         Asas Tutwuri Handayani.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling ada empat hal, yaitu :
·         Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan, 
·         Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu, 
·         Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelayanan dan 
·         Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan.
2. Bidang Bimbingan
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik.
a.       Bidang bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Ø  Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ø  Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
Ø  Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan.
Ø  Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
Ø  Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
Ø  Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
Ø  Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b.      Bidang bimbingan sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah berusaha membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Bidang ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Ø  Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan.
Ø  Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.
Ø  Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
Ø  Pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
Ø  Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi.
Ø  Orientasi tentang hidup berkeluarga.
c.       Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
Ø  Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar.
Ø  Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau kelompok.
Ø  Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah.
Ø  Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang di lingkungan sekitar dan masyarakat.
Ø  Orientasi dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
d.      Bidang bimbingan karier
Dalam bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier. Bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
Ø  Pengenalan terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
Ø  Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
Ø  Pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan.
Ø  Pemanfaatan cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan kemampuan.
Bidang Kehidupan Keberagamaan: bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk mementapkan diri dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi dan sosial.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling meliputi:
Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu meliputi:
·         Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
·         Orientasi kelas baru dan semester baru
·         Orientasi kelas terakhir
Penyelenggaraan layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab dan diskusi selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, film, video, dan peninjauan ketempat-tempat yang dimaksud (ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dll). Materi orientasi dapat diberikan oleh konselor, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain. Namun seluruh kegiatan itu direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah.
Layanan orientasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok. Materi orientasi dapat disampaikan oleh konselor sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata pelajaran, atau personil lain. Layanan orientasi diselenggarakan pada awal mulainya kegiatan pada satu jenjang atau periode pendidikan tertentu.
Layanan Informasi
Bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Fungsi utama layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu meliputi: 
·         Informasi pengembangan pribadi; 
·         Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar;
·         Informasi pendidikan tinggi;
·         Informasi jabatan; 
·         Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagaman, sosial-budaya, dan lingkungan.
Materi informasi dapat diberikan berbagai nara sumber baik dari sekolah sendiri, dari sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun dari berbagai kalangan di masyarakat dapat diundang untuk memberikan informasi kepada siswa. Namun seluruh kegiatan itu harus direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor sekolah. Layanan informasi dapat diberikan kapan saja pada waktu yang memungkinkan. Topik yang diberikan dipilihkan yang sedang hangat menyangkut kebutuhan siswa dalam cakupan yang besar.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kemampuan, bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat mengakibatkan siswa yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan penempatan dan penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu:
·         penempatan di dalam kelas berdasar kondisi dan ciri pribadi dan hubungan sosial siswa serta asas pemerataan;
·         penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan kemampuan dan kelompok campuran; 
·         penempatan dan penyaluran di dalam program yang lebih luas.
Pengungkapan pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dapat dilakukan melalui pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan instrumentasi, wawancara dengan siswa, analisis laporan (wali kelas, guru mata pelajaran, guru praktek, diskusi dengan personil sekolah). Konselor sekolah perlu memiliki catatan lengkap tentang penempatan dan penyaluran seluruh siswa asuhannya. Kemana siswa itu ditempatkan, pada posisi mana di dalam kelas, kelompok mana, berapa lama direncanakan berada pada posisi kelompok itu, dan kapan penempatan dan penyaluran itu dievaluasi dan diperbarui. Catatan ini amat diperlukan untuk tindak lanjut layanan penempatan dan penyaluran.
Penguasaan Konten
Yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan  yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Materi umum layanan penguasaan konten ditujukan konseli dapat memiliki konten dalam:
·         Ketrampilan teknik belajar
·         Ketrampilan cara belajar yang efektif dan efisien
·         Melatih kebiasaan belajar
·         Melatih efisiensi waktu sehari-hari 
Contohnya:
·         Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di luar rumah/sekolah, 
·         Menggunakan waktu senggang,
Layanan Konseling Perorangan
Tujuan dan fungsi layanan konseling perorangan dimaksudkan untuk memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan konselor sekolah dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
Konselor sekolah tidak boleh sekedar menunggu kedatangan siswa saja, sebaiknya harus aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya bermasalah, menjadi sadar bahwa mereka memerlukan bantuan untuk memecahkan masalahnya. Upaya ini dilakukan dengan ceramah, tanya jawab terkait dengan layanan konseling perorangan sehingga yakin bahwa layanan konseling perorangan itu benar-benar bermanfaat dan diperlukan siswa. Upaya lain adalah memanggil siswa didasari oleh analisis yang mendalam tentang perlunya siswa dipanggil berdasar analisis belajar, hasil instrumen, hasil pengamatan, laporan pihak tertentu dengan dalih menawarkan diri untuk membantu siswa dan memberikan kesempatan bahwa pertemuan itu untuk kepentingan siswa.
Materi layanan konseling perorangan, antara lain:
Ø  Pemahaman sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta penyalurannya.
Ø  Pengentasan kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
Ø  Informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
Ø  Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
Layanan bimbingan kelompok
Merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Tujuannya adalah untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siawa). Secara khusus layanan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.
Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
Ø  Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
Ø  Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya).
Ø  Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
Ø  Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Tujuannya adalah agar berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi siswa.
Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.
Tujuan konseling kelompok, meliputi:
Ø  Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
Ø  Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
Ø  Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
Ø  Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
Ø  Tahap pembentukan
Ø  Tahap peralihan
Ø  Tahap kegiatan
Ø  Tahap pengakhiran.
Layanan konsultasi
Merupakan   layanan  koseling yang dilaksanakan oleh  konselor (pembimbing) terhadap seorang konsulti yang memungkinkan dirinya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang  perlu dilaksanakannya   dalam   menangani   kondisi    atau  permasalahan   pihalk  ketiga.  Bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan kosulti, sehigga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab konsulti.
Layanan mediasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Layanan ini bertujuan agar tercapai hubungan yang positif dan kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan.
4.  Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
            Selain kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik.
a.      Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dari keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas (termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada umumnya meliputi:
Ø  Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ø  Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
Ø  Kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
Ø  Tujuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan belajar.
Ø  Informasi karier dan pendidikan.
Ø  Kondisi keluarga dan lingkungan.
b.     Penyelenggaraan himpunan data
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
Ø  Identitas pribadi
Ø  Latar belakang rumah dan keluarga
Ø  Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian
Ø  Sejarah pendidikan, nilai-nilai pelajaran
Ø  Sejarah kesehatan
Ø  Minat dan cita-cita
c.      Konferensi kasus
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Tujuan konferensi kasus ialah untuk:
Ø  Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
Ø  Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guru pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
Ø  Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
d.     Kunjungan rumah
     Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
      Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut paut dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini meliputi:
Ø  Kondisi rumah tangga dan orang tua
Ø  Fasilitas belajar yang ada di rumah
Ø  Hubungan antar anggota keluarga
Ø  Sikap dan kebiasaan siswa di rumah
Ø  Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan masalah siswa.
e.      Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi pengentasan.

2 comments:

  1. According to Stanford Medical, It's really the SINGLE reason women in this country live 10 years more and weigh 19 KG lighter than we do.

    (Just so you know, it has totally NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING to do with "how" they eat.)

    BTW, I said "HOW", and not "what"...

    CLICK this link to find out if this little questionnaire can help you release your true weight loss possibilities

    ReplyDelete