POLA 17 PLUS
POLA 17 PLUS
1. Wawasan Bimbingan dan Konseling
Pengetahuan Wawasan Bimbingan dan Konseling yang harus dimiliki
oleh seorang konselor yaitu
a. Konsep Dasar bimbingan dan konseling
Dalam konsep dasar seorang konselor perlu memahami dan mendalami
tentang:
1. perubahan
dan perkembangan masyarakat;
2. modernisasi,
3. era
glogalisasi dan informasi,
4. dampak
modernisasi, globalisasi dan informasi,
5. derajat
manusia di antara sekian makhluk,
6. dimensi
kemanusiaan (individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas),
7. Manusia
seutuhnya,
8. sumber
masalah,
9. peranan
pendidikan,
10. peranan
bimbingan dan konseling, dan
11. peraturan
perundang-undangan sistem pendidikan nasional.
b. Fungsi bimbingan dan konseling
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling ada beberapa fungsi
pokok diantaranya adalah:
1. Fungsi
Pemahaman,
2. Fungsi
Pencegahan,
3. Fungsi
Pengentasan,
4. Fungsi
Pemeliharaan dan Pengembangan.
5. Fungsi
Advokasi
c. Landasan bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa landasan
diantaranya:
Landasan Filosofi, pemikiran filosofis yang menitik beratkan pada
pemahaman tentang hakekat manusia. Hakekat manusia dilihat dari beberapa
dimensi memiliki empat dimensi yaitu:
1. Dimensi
keindividualan,
2. Dimensi
kesosialan,
3. Dimensi
kesusilaan dan
4. Dimensi
keberagamaan.
Selain itu hakekat manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki
tujuan mengemban tugas dalam kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan
beragama, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat.
Landasan Religius, menitik beratkan pada pemahaman tentang
keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta terhadap makhluk Tuhan.
Upaya konselor pada landasan ini menuntut suasana dan perangkat budaya dan
kemasyarakatan sesuai dengan kehidupan beragama dalam membantu dan memecahkan
masalah individu.
Landasan Psikologis, menitik beratkan pada pemahaman tentang
tingkah laku klien. Upaya konselor pada landasan ini menuntut bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku perlu diubah, dikembangkan dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau tujuan yang akan dicapai dengan
pemahaman bahwa pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran pelayanan memiliki
latar belakang dan masa depan yang berbeda.
Landasan Sosial Budaya, penyelengaraan bimbingan dan konseling
harus dapat dilandasi oleh pertimbangan keanekaragaman sosial budaya dan hidup
dalam masyarakat di samping akan dinamika sosial budaya menuju masyarakat lebih
maju. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang beraneka pada konseli menjadi
tanggung jawab konselor agar tidak disamaratakan dalam usaha membantu
memecahkan persoalan klien.
Landasan Ilmiah dan Teknologi, teknologi membicarakan tentang
sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu
yang multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan
bidang teknologi.
Landasan Pedagogis, tujuan pendidikan dan tujuan bimbingan dan
konseling memang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara mendasar
bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan sehingga tujuan
bimbingan dan konseling memperkuat tujuan pendidikan dan menunjang program
pendidikan secara menyeluruh.
d. Asas bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa asas
diantaranya:
·
Asas Kerahasiaan,
·
Asas Kesukarelaan,
·
Asas Keterbukaan,
·
Asas Kekinian,
·
Asas Kemandirian,
·
Asas Kegiatan,
·
Asas Kedinamisan,
·
Asas Keterpaduan,
·
Asas Kenormatifan,
·
Asas Keahlian,
·
Asas Alih Tangan, dan
·
Asas Tutwuri Handayani.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling
Prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling ada empat hal, yaitu
:
·
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan,
·
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu,
·
Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelayanan dan
·
Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan.
2. Bidang Bimbingan
Pelayanan
bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan yang sistematis, terarah dan
berkelanjutan. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling selalu
memperhatikan karakteristik tujuan pendidikan, kurikulum dan peserta didik.
a. Bidang
bimbingan pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi,
pelayanan bimbingan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan pribadi ini dapat
dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Ø Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif.
Ø Pemantapan pemahaman
tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan.
Ø Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
Ø Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan
Ø Pengembangan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
Ø Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
b. Bidang
bimbingan sosial
Dalam
bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan konseling di sekolah berusaha
membantu peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Bidang
ini dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
Ø Pemantapan
kemampuan berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan.
Ø Pengembangan
kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah
maupun di masyarakat.
Ø Pemantapan
hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya.
Ø Pemantapan
tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan.
Ø Pemantapan
kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi.
Ø Orientasi
tentang hidup berkeluarga.
c. Bidang
Bimbingan Belajar
Dalam
bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan konseling membantu peserta didik
untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok berikut:
Ø Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber
belajar.
Ø Pemantapan
disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri atau kelompok.
Ø Pemantapan
penguasaan materi program belajar di sekolah.
Ø Pemantapan
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang di lingkungan
sekitar dan masyarakat.
Ø Orientasi
dan informasi tentang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Bidang
bimbingan karier
Dalam
bidang bimbingan karier ini, pelayanan bimbingan konseling ditujukan untuk
mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karier. Bimbingan
ini memuat pokok-pokok berikut:
Ø Pengenalan
terhadap dunia kerja dan usaha untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup
Ø Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
Ø Pemantapan
informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja, jenis-jenis pekerjaan.
Ø Pemanfaatan
cita-cita karier sesuai dengan bakat minat dan kemampuan.
Bidang Kehidupan
Keberagamaan: bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk mementapkan
diri dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
pribadi dan sosial.
3. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan
bimbingan dan konseling meliputi:
Layanan Orientasi
Layanan
orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa
baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Hasil yang
diharapkan dari layanan orientasi adalah dipermudahnya penyesuaian diri siswa
terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan lain yang
mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama layanan orientasi ialah fungsi
pemahaman dan pencegahan.
Materi yang
dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, yaitu meliputi:
·
Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
·
Orientasi kelas baru dan semester baru
·
Orientasi kelas terakhir
Penyelenggaraan
layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab dan
diskusi selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto,
film, video, dan peninjauan ketempat-tempat yang dimaksud (ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan dll). Materi orientasi dapat diberikan oleh
konselor, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata
pelajaran, atau personil lain. Namun seluruh kegiatan itu direncanakan dan
dikoordinasikan oleh konselor sekolah.
Layanan
orientasi dapat diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuan umum, pertemuan
klasikal, maupun pertemuan kelompok. Materi orientasi dapat disampaikan oleh
konselor sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Wali Kelas, Guru Mata
pelajaran, atau personil lain. Layanan orientasi diselenggarakan pada awal
mulainya kegiatan pada satu jenjang atau periode pendidikan tertentu.
Layanan Informasi
Bertujuan
untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan
pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Fungsi utama
layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
Materi yang
dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, yaitu meliputi:
·
Informasi pengembangan pribadi;
·
Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar;
·
Informasi pendidikan tinggi;
·
Informasi jabatan;
·
Informasi kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagaman,
sosial-budaya, dan lingkungan.
Materi
informasi dapat diberikan berbagai nara sumber baik dari sekolah sendiri, dari
sekolah lain, dari lembaga-lembaga pemerintah, maupun dari berbagai kalangan di
masyarakat dapat diundang untuk memberikan informasi kepada siswa. Namun
seluruh kegiatan itu harus direncanakan dan dikoordinasikan oleh konselor
sekolah. Layanan informasi dapat diberikan kapan saja pada waktu yang
memungkinkan. Topik yang diberikan dipilihkan yang sedang hangat menyangkut
kebutuhan siswa dalam cakupan yang besar.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Kemampuan,
bakat, dan minat bila tidak disalurkan secara tepat dapat mengakibatkan siswa
yang bersangkutan tidak dapat berkembang secara optimal. Layanan penempatan dan
penyaluran memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan yang tepat yaitu
berkenaan dengan penjurusan, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier,
kegiatan ekstra kurikuler, program latihan dan pendidikan yang lebih tinggi
sesuai kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama layanan penempatan dan
penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.
Materi yang
dapat diangkat melalui layanan penempatan dan penyaluran ada berbagai macam,
yaitu:
·
penempatan di dalam kelas berdasar kondisi dan ciri pribadi dan
hubungan sosial siswa serta asas pemerataan;
·
penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar berdasarkan
kemampuan dan kelompok campuran;
·
penempatan dan penyaluran di dalam program yang lebih luas.
Pengungkapan
pelaksanaan layanan penempatan dan penyaluran dapat dilakukan melalui
pengamatan langsung, analisis hasil belajar, dan himpunan data, penyelenggaraan
instrumentasi, wawancara dengan siswa, analisis laporan (wali kelas, guru mata
pelajaran, guru praktek, diskusi dengan personil sekolah). Konselor sekolah
perlu memiliki catatan lengkap tentang penempatan dan penyaluran seluruh siswa
asuhannya. Kemana siswa itu ditempatkan, pada posisi mana di dalam kelas,
kelompok mana, berapa lama direncanakan berada pada posisi kelompok itu, dan
kapan penempatan dan penyaluran itu dievaluasi dan diperbarui. Catatan ini amat
diperlukan untuk tindak lanjut layanan penempatan dan penyaluran.
Penguasaan Konten
Yaitu
layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama
kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
Materi umum
layanan penguasaan konten ditujukan konseli dapat memiliki konten dalam:
·
Ketrampilan teknik belajar
·
Ketrampilan cara belajar yang efektif dan efisien
·
Melatih kebiasaan belajar
·
Melatih efisiensi waktu sehari-hari
Contohnya:
·
Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari: di rumah, di sekolah, di
luar rumah/sekolah,
·
Menggunakan waktu senggang,
Layanan Konseling Perorangan
Tujuan dan
fungsi layanan konseling perorangan dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
mendapatkan layanan langsung, tatap muka dengan konselor sekolah dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
Konselor
sekolah tidak boleh sekedar menunggu kedatangan siswa saja, sebaiknya harus
aktif mengupayakan agar siswa yang bermasalah menjadi sadar bahwa dirinya
bermasalah, menjadi sadar bahwa mereka memerlukan bantuan untuk memecahkan
masalahnya. Upaya ini dilakukan dengan ceramah, tanya jawab terkait dengan
layanan konseling perorangan sehingga yakin bahwa layanan konseling perorangan
itu benar-benar bermanfaat dan diperlukan siswa. Upaya lain adalah memanggil
siswa didasari oleh analisis yang mendalam tentang perlunya siswa dipanggil
berdasar analisis belajar, hasil instrumen, hasil pengamatan, laporan pihak
tertentu dengan dalih menawarkan diri untuk membantu siswa dan memberikan
kesempatan bahwa pertemuan itu untuk kepentingan siswa.
Materi
layanan konseling perorangan, antara lain:
Ø Pemahaman
sikap, kebiasaan, kekuatan diri dan kelemahan, bakat dan minat serta
penyalurannya.
Ø Pengentasan
kelemahan diri dan pengembangan kekuatan diri.
Ø Informasi
karier, dunia kerja dan prospek masa depan karier.
Ø Pengambilan
keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga dan sosial.
Layanan bimbingan kelompok
Merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada
individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Tujuannya adalah untuk pengembangan
kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan
(siawa). Secara khusus layanan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah
laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal
maupun nonverbal para siswa.
Layanan
bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu informatif, pengembangan dan
preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok, yaitu:
Ø Pemahaman
dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
Ø Pemahaman
dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk
perbedaan individu, sosial dan budaya).
Ø Pemahaman
tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
Ø Pengambilan
keputusan dan perencanaan masa depan.
Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya pembimbing atau
konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai
perkembangan yang optimal. Tujuannya adalah agar berkembangnya kemampuan
sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi siswa.
Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup
yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya
interaksi antar sesama anggota kelompok.
Tujuan
konseling kelompok, meliputi:
Ø Melatih
anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
Ø Melatih
anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya.
Ø Dapat
mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
Ø Mengentaskan
permasalahan-permasalahan kelompok
Proses
pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:
Ø Tahap
pembentukan
Ø Tahap
peralihan
Ø Tahap
kegiatan
Ø Tahap
pengakhiran.
Layanan konsultasi
Merupakan layanan koseling yang
dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang konsulti yang
memungkinkan dirinya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang
perlu dilaksanakannya dalam menangani
kondisi atau permasalahan pihalk ketiga.
Bertujuan agar klien (siswa) dengan kemampuannya sendiri dapat menangani
kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah
orang yang mempunyai hubungan baik dengan kosulti, sehigga permasalahan yang
dialami oleh pihak ketiga setidak-tidaknya sebahagian menjadi tanggung jawab
konsulti.
Layanan mediasi
Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan
kecocokan. Layanan ini bertujuan agar tercapai hubungan yang positif dan
kondusif diantara para klien atau pihak-pihak yang bertikai atau bermusuhan.
4. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
Selain
kegiatan layanan bimbingan konseling sebagaimana yang telah dikemukakan pada
uraian terdahulu, dalam bimbingan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan
lain yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini pada umumnya tidak
ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien,
melainkan untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta
kemudahan-kemudahan yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan
layanan terhadap peserta didik.
a.
Aplikasi
instrumentasi bimbingan konseling
Aplikasi
instrumentasi bimbingan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dari
keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas
(termasuk di dalamnya informasi pendidikan dan jabatan). Data dan keterangan
yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan konseling pada
umumnya meliputi:
Ø Kebiasaan
dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Kondisi
mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
Ø Kemampuan
pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
Ø Tujuan,
sikap, kebiasaan dan keterampilan serta kemampuan belajar.
Ø Informasi
karier dan pendidikan.
Ø Kondisi
keluarga dan lingkungan.
b.
Penyelenggaraan
himpunan data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan
konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan
keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Data
yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi:
Ø Identitas
pribadi
Ø Latar
belakang rumah dan keluarga
Ø Kemampuan
mental, bakat dan kondisi kepribadian
Ø Sejarah
pendidikan, nilai-nilai pelajaran
Ø Sejarah
kesehatan
Ø Minat dan
cita-cita
c.
Konferensi
kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan
konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam
suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
tersebut.
Tujuan
konferensi kasus ialah untuk:
Ø Diperolehnya
gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang permasalahan siswa.
Ø Terkomunikasinya
sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guru pembimbing
atau guru kelas, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah.
Ø Terkoordinasinya
penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif
dan efisien.
d.
Kunjungan
rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan
konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua atau wali dan
anggota keluarga lainnya dengan guru pembimbing.
Dengan kunjungan rumah akan diperoleh
berbagai data dan keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada
sangkut paut dengan permasalahan peserta didik. Data dan keterangan ini
meliputi:
Ø Kondisi
rumah tangga dan orang tua
Ø Fasilitas
belajar yang ada di rumah
Ø Hubungan
antar anggota keluarga
Ø Sikap dan
kebiasaan siswa di rumah
Ø Komitmen
orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan
masalah siswa.
e.
Alih tangan
kasus
Yaitu
kegiatan pendukung bimbingan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
Di
sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau
praktek, wali kelas dan /atau staf sekolah lainnya, atau orang tua
mengalihtangankan siswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas.
Alih
tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas
atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi utama bimbingan yang diemban
oleh kegiatan alih tangan kasus ialah fungsi pengentasan.
sumber dari mana kak?
ReplyDeleteAccording to Stanford Medical, It's really the SINGLE reason women in this country live 10 years more and weigh 19 KG lighter than we do.
ReplyDelete(Just so you know, it has totally NOTHING to do with genetics or some hard exercise and EVERYTHING to do with "how" they eat.)
BTW, I said "HOW", and not "what"...
CLICK this link to find out if this little questionnaire can help you release your true weight loss possibilities