Breaking News

Teori Analisis Transaksional

Teori Analisis Transaksional

a)      Pengertian Analisis Transaksional
Teori Analisis Tansaksional (transactional analysis)  merupakan teori yang dapat digunakan pada seting individual maupun kelompok.Teori ini melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh konseli yang dengan jelas menyebuttkan tujuan dan arah dari proses terapi. Selain itu juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh konseli untuk menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru. Analisis transaksional menekankan pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian.
Dengan demikian, analisis transaksional adalah metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang.
b)      Sejarah Analisis transaksional
Pendekatan analisis transaksional dikembangkan oleh Eric Berne (1910-!970) yang menyelesaikan spesialisasi psikiatri di Yale University. Ketika mengabdi di Tentara Amerika Serikat selama tahun 1943-1946, ia mulai bereksperimen tentang terapi kelompok. Setelah itu, ia memulai praktik psikiatri di Carmel, Calfornia. Berdasarkan hasil observasinya terhdap konseli – konseli, Berne mebuat kesimpulan tentang struktur dan fungsi kepribadian yang bertentangan dengan sebagian besar psikiatris pada pertengahan tahun 1950-an.
c)       Konsep Dasar Analisis Transaksional
Teori Analisis Transaksional memiliki asumsi dasar bahwa perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah transaksi yang di dalamnya turut melibatkan ego state serta sebagai hasil pengalaman dari masa kecil, setiap orang cenderung memilih salah satu dari empat kemungkinan posisisi hidup.
Teori ini memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh klien dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru, menekankan pada aspek kognitif, rasional dan tingkah laku dari kepribadian, dan berorientasi pada meningkatnya kesadaran sehingga konseli dapat membuat keputusan baru dan mengganti arah hidupnya.
d)      Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling Analisis Transaksional adalah membantu konseli untuk membuat keputusan baru tentang tingkah lakusekarang dan arah hidupnya. Individu memperoleh kesadaran tentang bagaimana kebebasannya terkekang karena keputusan awal tentang posisi hidup, dan belajar untuk menentukan arah hidup yang lebih baik.
Tujuan khususnya adalah :
·         Konselor membantu konseli untuk memprogram pribadinya agar membuat ego state berfungsi pada saat yang tepat
·         Konseli dibantu untuk menganalisis transaksi dirinya sendiri
·         Konseli dibantu untuk menjadi bebas dalam berbuat, bermain menjadi orang yang mandiri dalam memilih apa yang diinginkan
·         Konseli dibantu untuk mengkaji keputusan salah yang dibuat dan membuat keputusan baru atas dasar kesadaran
e)      Peran dan fungsi konselor
Menurut Harris (1967) peran konselor adalah sebagai guru, pelatih dan penyelamatdengan terlibat secara penuh dengan konseli (p.239 dalam Corey, 1986,p.159).Konselor juga membantu konseli menemukan kondisi – kondisi yang tidak menguntungkan di masa lalu dan mengeembangkan strategi  untuk mengatasinya (Corey,1986,p.159)
Konselor membantu konseli menemukan kekuatan internalnya untuk berubah dengan membuat keputusan yang sesuai sekarang (Goouling dan Goulding,1978 dalam Corey,1986,p.159)
f)       Teknik – Teknik Konseling
Teknik – teknik konseling analisis transaksional banyak menggunakan teknik – teknik pendekatan Gestalt.
1)      Metode Didaktik (Didactic Methods)
Karena analisis transaksional menekankan pada domain kognitif, prosedur mengajar dan belajar merupakan dasar dari teori ini
2)      Kursi Kosong (Empty Chair)
Teknik ini merupakan adopsi dari teori Gestalt. Teknik ini biasanya digunakan untuk structural analysis. McNeel (1976) mendeskripsikan bahwa teknik yang menggunakan dua kursi ini merupakan cara yang efektif untuk membantu konseli mengatasi konflik masa lalu dengan orang tua atau orang lain pada masa kecil. Tujuan teknik ini adalah untuk menyelesaikan unfinished business masa lalu (Corey,1986,p.164).
3)      Bermain peran (Role Playing)
Bermain peran ( role play ) biasanya digunakan dalam konseling kelompok dimana melibatkan orang lain. Anggota kelompok lain dapat berperan sebagai ego state yang bermasalah dengan konseli. Dalam kegiatan ini konseli berlatih dengan anggota kelompok untuk beringkah laku sesuai dengan apa yang akan di uji coba di dunia nyata.
4)      Penokohan Keluarga ( Family Modeling )
Family modeling adalah teori untuk melakukan structural analysis, yang pada umumnya berguna untuk menghadapi constant parent, constant adult atau constant child.
5)      Analisis Ritual dan Waktu Luang ( Analysis of Rituals and Pastime )

Analisis transaksi termasuk di dalamnya adalah identifikasi ritual dan mengisi wakyu luang (pastime) yang digunakan dalam structuring of time.

2 comments:

  1. Daftar Agen Judi Poker, Adukiu, QQ, BandarQ Online Terpercaya Di Indonesia Sekarang Juga...
    Tingkat kemenangan 80% Ayo Buruan Tunggu Apa Lagi Daftarkan Diri anda sekarang juga...
    CentralQQ
    CentralQQ
    CentralQQ
    CentralQQ
    CentralQQ
    CentralQQ

    ReplyDelete